Thursday, March 26, 2015

The Double (2013)

0

Seorang karyawan di sebuah kantor bernama Simon James (Jesse Eissenberg) kehilangan jati dirinya ketika ada karyawan baru yang mirip sekali dengan dirinya namun memiliki karakter yang berbeda dengan dirinya bernama James Simon (Jesse Eissenberg).




Serupa, tapi tak sama..


Bagi saya film ini menampilkan konflik yang luar biasa, yaitu susahnya menjadi diri sendiri. Apalagi menyangkut urusan percintaan, ya, ketika Simon memiliki cewek taksiran di kantornya bernama Hannah (Mia Masikowska) dia kesulitan untuk menjadi dirinya sendiri di hadapan Hannah. Bahkan dia menyebut dirinya pinokio. “Aku boneka kayu, bukan anak sesungguhnya. Dan itu membunuhku.” Jelas sekali Simon yang kesulitan menemukan jati dirinya bahkan ketika dia bertemu dengan James yang mirip dirinya, Simon makin kesulitan menjadi dirinya sendiri sampai ingin menjadi seperti James.


“I don’t know how to be myself. It’s like I’m permanently outside myself. Like, like you could push your hands straight through me if you wanted to. And I can see the type of man I want to be versus the type of man I actually am and I know that I’m doing it but I’m incapable of what needs to be done. I’m like Pinocchio, a wooden boy. Not a real boy. And it kills me.” -Simon James


Dengan tokoh protagonis dan antagonis yang diperankan oleh satu orang yaitu Jesse Eissenberg terbilang cukup sukses. Hanya saja, tidak masuk akal saja bos di kantornya, atau Hannah yang tidak menyadari perbedaan di antara keduanya. Kadang bikin gregetan ketika si Hannah terlihat bingung dan langsung meng-judge Simon yang jahat. Pengin banget saya teriak, “Itu bukan Simon tapi James!” Terus teriak lagi, “Itu bukan dia! Tapi aku.” Lagunya Judika jadinya.


Hannah, tatapan kamu bagus, tapi kok jomblo?

Menurut saya wajah Jesse yang memerankan James yang punya karakter suka main perempuan itu gak cocok. Dari film-film sebelumnya yang dibintangi beliau yang pernah saya tonton seperti, Zombieland dan The Social Network, kesan nerd-nya masih kerasa. Gak pantes. Wajahnya terlalu polos untuk main perempuan. Kayak bayi baru lahir. Gak kayak bayi juga, sih.


Filmnya juga lumayan aneh, suarealis gimana gitu. Pas nonton awalnya, gelap banget sih suasananya? Kayak horror, tadi baca keterangan di situs download film-nya.. komedi. Ini kenapa? Ternyata emang sengaja, jadi dark-comedy gitu. Komedi dalam gelap. Eh.


Yang paling bikin suasananya makin komedi-gelap itu musiknya, banyak musik klasik yang diputar dan membuat hati dag-dig-dug-der mendengarnya. Selain pas banget sama gambar yang diambil, tempatnya kayak di Amerika atau Rusia klasik, dengan konflik dan ceritanya juga pas. Tapi saya bingung ketika musik yang Jesse beli hadiah buat Hannah kok kayak nada musiknya itu seperti musik bahasa mandarin ya musiknya? Apa perasaan saya aja, berasa gak connect disitunya. Kayak film drama mandarin jadinya.


Ternyata film ini diangkat dari sebuah karya tulis (gak tau novel/cerpen takut salah nyebut) dari Fyodor Dostoyevsky. Bagi saya film ini lumayan, gak membuat stress juga karena ceritanya yang lumayan gampang dimengerti. Dialog antar tokohnya juga pahamlah, gak terlalu pengin di-wow-in orang, two thumbs buat Richard Aoyade dan Avi Korine. Bisa juga sesekali ketawa gara-gara ketika tokohnya lagi confused banget, tiba-tiba ada yang lucu.


Author Image

About Fauzy Husni
Mahasiswa psikologi yang hobi nonton, karena memiliki blog bolehlah disebut blogger. Senang bercerita, menulis tentang apa yang sudah ditontonnya dan apa yang sudah dipelajari di dunia fiksi atau dunia nyata.

No comments:

Post a Comment